Senin, 05 Desember 2011

Filsafat Musik Harmony of Life


Feeds:
 
Posts
 
Comments

Filsafat Musik

Filsafat menuntun pada kearifan (wisdom) dalam berpikir dan bertindak secara rasional. Musik sebagai seni mampu mengungkapkan hal-hal yang tidak dapat diekspresikan dengan kata-kata, ataupun oleh jenis seni lainnya – musik lebih mampu dan lebih ekspresif dalam mengungkapkan perasaan daripada bahasa lisan dan tulisan; sebab bentuk-bentuk perasaan manusia jauh lebih dekat atau sesuai dengan bentuk-bentuk musikal. Musik menanamkan dalam jiwa manusia perasaan dan budi yang halus (etika). Karena musik, jiwa mengenal harmoni dan irama (ritme), keduanya adalah landasan yang baik untuk menghidupkan rasa keadilan. Tetapi dalam pendidikan musik, harus dijauhkan lagu-lagu yang melemahkan jiwa serta mudah menimbulkan nafsu yang buruk. Seni musik dan sastra sangat berkaitan erat, juga musik merupakan bahasa filsafat. Mengapa seseorang menciptakan sebuah karya, bukankah ia tidak menciptakan unsur-unsur dari karya ciptaannya? – seperti bahasa, kata-kata, nada, ritme – Semua unsur tersebut sudah ada, dan ia hanya merangkainya menjadi suatu karya seni hasil ciptaannya. Ciptaan inilah yang sering menimbulkan persoalan filosofis.

Bangsa Yunani

Seni musik sangat penting, orang berpendidikan tinggi dan berbudi luhur disebut orang yang musikal.

Plato 422-347 SM

Musik adalah karya seni yang baik dan tinggi nilai estetikanya. Anak harus dibekali pendidikan musik, karena (1) musik merupakan seni surgawi yang mampu menyentuh perasaan dan (2) musik adalah pedoman karena syairnya dapat berisi pesan, perintah dan isyarat tertentu. Pendidikan musik dikatakan berhasil jika mampu membentuk siswa menjadi orang yang tahu mencintai keindahan. Musik mampu membuat suatu negara memiliki kekuatan yang besar serta kejayaan, sebaliknya musik juga mampu mendorong kejahatan dan meruntuhkan pemerintahan. Masyarakat yang bermoral rendah memandang musik hanya sebagai sarana hiburan dan alat bersenang-senang.

Aristoteles 384-322 SM

Musik berguna bagi pendidikan, politik, kenegaraan, hiburan dan alat terapi kesehatan. Karena musik adalah curahan kekuatan (1) tenaga batin dan (2) tenaga penggambaran – yang berasal dari gerak rasa dalam suatu rentetan melodi yang berirama. Keindahan dapat terjalin ketika ritme, melodi dan harmoni menyatu dalam keteraturan.

Pythagoras 572-500 SM

Musik berhubungan erat dengan matematika, bagaikan dua sisi dari satu mata uang yang sama. Karena alam semesta pun merupakan keseluruhan yang teratur; sesuatu yang harmonis seperti musik. Pythagoras mendapat sebutan sebagai “Peletak Dasar Musik Diatonis.”

Immanuel Kant 1724-1804

Musik adalah bahasa ekspresi manusia yang masih harus diterjemahkan, emosi saja tidak cukup untuk menerangkan musik; oleh sebab itu diberlakukan kaidah-kaidah logis untuk mendasari kesenian. Ada perbedaan yang jelas antara keindahan alam dan estetika (keindahan seni) – musik dikatakan indah bila memiliki bentuk saling mempengaruhi nan harmonis antara imajinasi dan pengertian. Seni yang indah adalah seni dari seorang jenius, seni dari ahli pikir.

Wagner 1813-1883

Musik adalah abadi karena bersifat cita-cita dan tak terhingga sebab musik adalah puisi bunyi – yang mengawali penciptaan ide-ide musikal selanjutnya.

Friedrich Nietzsche 1844-1900

Hanya musik yang memberikan arti dalam hidup manusia. Musik dapat menjadi tempat pelarian sementara manusia dari kenyataan hidup.

Georg Wilhelm Fredrich Hegel 1770-1831

Tuhan memanifestasikan diriNYA ke dalam alam semesta, sedangkan seni memanifestasikan dirinya ke dalam bentuk keindahan. Jiwa musik lebih dominan daripada unsur-unsur realitas yang nampak – seperti komposisi musik atau instrumennya. Melalui musik manusia dapat menemukan dirinya yang hilang.

Langer

Estetika merupakan jalan menuju etika. Dengan musik kita mampu mencari diri dan sering menemukan ekspresi diri.

Arthur Schopenhauer 1788-1860

Musik adalah salah satu jalan untuk manusia keluar dari dunia yang penuh dengan penderitaan, sebab manusia hanya memiliki dua jalan yaitu estetis (seni) dan etis (perbuatan baik).
Rangkuman ini diambil dari buku Nada-nada Radikal karya Sukatmi Susantina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar